BAB 4 SUHU DAN KALOR
Beruang kutub sedang berjalan di antara bongkahan es.
Beruang tidak tampak kedinginan. Mengapa? Sebab tubuhnya diselimuti bulu tebal
sehingga tetap merasa hangat. Apakah bulu tebal pada beruang kutub berfungsi
meng-halangi hawa dingin di sekelilingnya memasuki tubuhnya sehingga
tetap hangat? Sebaliknya, apakah bulu tebal itu berfungsi menghalangi panas
tubuhnya keluar ke lingkungan yang lebih dingin? Setelah mempelajari suhu
dan kalor, kalian dapat menjawab pertanyaan yang membingungkan ini.
Kata Kunci: Kelvin, Celsius,
Fahrenheit, suhu, kalor, azas Black, kalori, joule, kalor jenis
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
|
1.2 Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.
3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam
mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
|
Pendahuluan
Pada siang hari yang panas maupun malam hari
yang dingin, tubuh kalian perlu dijaga supaya tetap nyaman. Untuk menjaga tubuh
supaya tetap nyaman, seringkali memerlukan beberapa alat bantu. Pada siang hari
yang panas, kalian memakai pakaian tipis sehingga rasa panas menjadi berkurang.
Untuk mempercepat proses pendinginan tubuh, mungkin kalian minum air dingin
serta duduk di dekat kipas angin. Pada malam hari yang dingin, kalian memakai
jaket serta mengkonsumsi minuman hangat supaya badan tetap hangat. Konsep-konsep
fisika yang akan kalian pelajari dalam bab ini akan membantu kalian dalam
memahami cara menjaga suhu tubuh.
Pertama-tama kalian akan
mempelajari pengertian suhu, skala suhu, dan cara pengukurannya. Selanjutnya,
kalian akan mempelajari pengertian kalor. Pengetahuan tentang kalor sangat
berguna untuk menjelaskan perpindahan kalor yang disebabkan oleh perbedaan suhu.
A. Suhu
Pada siang hari ketika matahari bersinar
terang, biasanya udara terasa panas. Sebaliknya, pada malam hari udara terasa
dingin. Bagaimanakah kalian mengetahui perbedaan rasa panas pada siang hari dan
dingin pada malam hari? Ketika kalian menyentuh secangkir kopi panas, tangan
terasa panas. Sebaliknya, ketika kalian menyentuh segelas es jeruk tangan
terasa dingin. Bagaimanakah cara membedakan rasa panasnya
kopi dan dinginnya es? Ya, dengan perasaan. Akan
tetapi, perasaan tidak dapat menjelaskan perbedaan panas dan dingin dengan
teliti. Untuk mengetahui perbedaan panas dan dinginnya benda, diperlukan alat
ukur.
Konsep suhu (temperatur) berasal dari ide
kualitatif tentang “panas” dan “dingin” yang didasarkan atas indera perasa.
Suatu benda yang rasanya panas pada umumnya memiliki suhu yang lebih tinggi
daripada benda yang dingin. Jadi, suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan
ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Dapatkah kalian menentukan
suhu benda hanya dengan sentuhan atau
perasaan? Ketika kalian menyentuh dua zat cair dengan tangan, misalnya bejana
berisi air hangat dan bejana berisi campuran air dan es, berdasarkan perasaan
kalian dapat menentukan benda yang suhunya lebih tinggi. Air yang suhunya lebih
tinggi adalah air yang terasa lebih panas. Akan tetapi, karena hanya dengan
perasaan, kalian tidak dapat menentukan suhu benda dengan tepat. Untuk
membuktikan bahwa perasaan tidak tepat untuk mengukur suhu, kalian dapat
melakukan Kegiatan 4.1.
Alat dan Bahan
1.
Tiga bejana yang berukuran besar, misalnya
ember.
2.
Air hangat, air sumur, dan campuran antara es
dan air secukupnya.
Prosedur Kegiatan
1.
Isilah
bejana pertama dengan air hangat, bejana kedua dengan air sumur, dan bejana
ketiga dengan campuran antara es dan air.
2. Masukkan kedua telapak tangan kalian ke dalam
bejana pertama. Diamkan beberapa saat dan rasakan panasnya.
Selanjutnya, angkatlah kedua tanganmu dan keringkan dengan lap. Sekarang,
celupkan kedua telapak tangan ke dalam bejana ketiga. Diamkan beberapa saat dan
rasakan panasnya.Setelah beberapa saat, angkatlah kedua telapak tangan dan
keringkan dengan lap.
3. Masukkan telapak tangan kananmu ke dalam
bejana pertama dan telapak tangan kirimu ke dalam bejana
ketiga. Diamkan beberapa saat dan rasakan keduanya.
4. Pindahkan secara cepat kedua tanganmu ke
dalam bejana kedua. Apakah kedua tanganmu masih merasakan hal yang sama seperti
pada langkah ke-3? Jika tidak, mengapa? Apakah kesimpulanmu?
Berdasarkan
Kegiatan 4.1 dapat disimpulkan bahwa suhu yang dirasakan oleh telapak tangan
bergantung pada suhu yang dirasakan sebelumnya. Suhu air sumur akan terasa
hangat bagi tangan yang sebelumnya bersentuhan dengan benda dingin (campuran
air dan es). Akan tetapi, suhu air sumur akan terasa dingin bagi tangan yang
sebelumnya bersentuhan dengan benda panas (air hangat). Di samping tidak dapat
menentukan ukuran suhu secara tepat, tangan juga tidak tahan menyentuh
benda-benda yang sangat panas (misalnya, air mendidih). Oleh karena itu, untuk
mengukur suhu secara tepat diperlukan alat ukur suhu yang dinamakan termometer.
Untuk mengukur suhu benda, sentuhkan termometer pada benda yang akan diukur
suhunya. Jika kalian ingin mengukur suhu secangkir kopi panas, celupkan
termometer ke dalamnya dan tunggu beberapa saat. Setelah cairan bahan pengisi
termometer tidak berubah lagi, bacalah suhunya.
B.
Jenis-jenis Termometer
Seperti
diketahui, alat untuk mengukur suhu dinamakan termometer. Termometer dibuat
berdasarkan sifat termometrik bahan, yaitu kepekaan bahan terhadap perubahan
suhu atau perubahan besaran fisika akibat perubahan suhu. Beberapa contoh
perubahan besaran fisika yang dapat digunakan untuk membuat termometer adalah
pemuaian zat cair dalam pipa kapiler, perubahan hambatan listrik kawat platina,
pemuaian keping bimetal, dan perubahan tekanan gas pada volume tetap.
1. Termometer Zat Cair
Termometer zat cair yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah termometer yang bahan pengisinya zat cair, misalnya raksa.
Pada umumnya zat cair memiliki pemuaian yang tidak teratur. Misalnya, air
apabila dipanaskan dari suhu 0oC – 4oC volumenya justru
menyusut. Akan tetapi, raksa memiliki pemuaian yang teratur.
Termometer
Raksa
Termometer raksa adalah termometer yang bahan
pengisinya adalah raksa. Sebagai contoh termometer raksa adalah termometer
skala Celsius. Gambar 4.1 menunjukkan termometer raksa yang digunakan di
laboratorium. Bagaimanakah prinsip kerja termometer ini? Raksa dalam termometer
akan memuai apabila dipanaskan. Pemuaian ini menyebabkan raksa mengisi pipa
kapiler dan menunjuk pada skala tertentu. Nah, skala yang ditunjukkan oleh
termometer ini menunjukkan suhu benda yang diukur.
cannoninstrument.com
Gambar
4.1 Termometer raksa.
Beberapa keuntungan apabila raksa digunakan
sebagai bahan pengisi termometer adalah raksa mengkilap dan tidak membasahi dinding
kaca; raksa merupakan penghantar yang baik sehingga
suhunya mudah menyesuaikan dengan suhu benda yang diukur; pemuaiannya teratur; memiliki titik didih yang tinggi (357oC)
sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu tinggi; dan kalor jenisnya kecil sehingga dengan perubahan
panas sedikit saja sudah cukup untuk mengubah suhu.
Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi termometer adalah
· memiliki titik beku rendah (–39oC)
sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah, dan beracun, sehingga apabila termometer pecah dapat
menyebabkan keracunan.
|
1.
Mengapa
pipa kapiler pada termometer memiliki lubang yang sangat kecil?
2. Mengapa
ujung bawah termometer yang digunakan sebagai tempat bahan pengisi termometer
dibuat dari kaca tipis?
Termometer
Alkohol
Alkohol juga dapat digunakan sebagai bahan
pengisi termometer. Beberapa keuntungan apabila alkohol digunakan
sebagai bahan pengisi termometer adalah jika dibandingkan dengan raksa, alkohol lebih
murah; pemuaiannya teratur; dan titik beku alkohol sangat rendah (–115oC)
sehingga termometer alkohol dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah.
Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi termometer adalah
· membasahi dinding; titik didih alkohol sangat rendah (–78oC)
sehingga pemakaiannya menjadi terbatas; dan kalor jenisnya besar sehingga perlu
perubahan panas yang besar untuk mengubah suhu.
Mengapa
air tidak dapat digunakan sebagai bahan pengisi termometer? Ada beberapa alasan
sehingga air tidak dapat digunakan sebagai bahan pengisi termometer: air membasahi dinding; pada kondisi normal air membeku pada suhu 0oC
dan mendidih pada suhu 100oC sehingga jangkauan pengukurannya
menjadi sangat terbatas; dan air dipanaskan dari suhu 0oC – 4oC
volumenya justru menyusut.
Ada
beberapa termometer zat cair yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, kita hanya akan membahas tiga termometer saja, yaitu: termometer
klinis, termometer dinding, dan termometer maksimum minimum Six.
Termometer
Klinis
Termometer
ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Oleh karena itu, termometer
ini sering disebut termometer suhu badan. Bagian-bagian dari termometer klinis
adalah tabung raksa, bagian yang menyempit, dan pipa kapiler (Gambar 4.2). Zat
cair yang digunakan untuk bahan pengisi termometer ini adalah raksa. Skala
termometer klinis memiliki jangkauan di atas dan di bawah suhu rata-rata tubuh
manusia, yaitu 37oC. Suhu terendah tubuh manusia tidak pernah kurang
dari 35oC dan tidak pernah lebih dari 42oC sehingga skala
termometer klinis terletak antara 35oC dan 42oC.
zeal.co.uk
Gambar
4.2 Termometer klinis.
Termometer yang telah
dibicarakan di atas merupakan termometer klinis analog. Dalam termometer
analog, hasil pengukuran suhu dapat dibaca pada angka yang tertera pada
termometer. Di samping termometer analog, sekarang sudah ada
termometer klinis digital (Gambar 4.3). Dalam bentuk digital, hasil pengukuran
langsung ditampilkan dalam bentuk angka.
nb-sensor.com
Gambar
4.3 Termometer klinis digital.
Untuk mengukur suhu badan,
termometer klinis ditempatkan di bawah lidah atau dijepit pada ketiak. Setelah
beberapa saat, termometer diambil dan raksa dalam tabung menjadi dingin dan
menyusut. Dengan adanya bagian yang menyempit, raksa di dalam pipa kapiler
tidak dapat memasuki tabung dan tetap menunjukkan skala tertentu, misalnya 37oC.
|
Termometer
Dinding
Termometer
dinding digunakan untuk mengukur suhu ruang. Sesuai
dengan namanya, termometer ini dipasang pada dinding ruangan. Skala termometer
ini memiliki jangkauan suhu yang dapat terjadi dalam ruang, misalnya –50oC
sampai 50oC (Gambar 4.4).
rossbrownsales.com
Gambar
4.4 Termometer dinding.
Termometer Maksimum-Minimum
Six
Termometer maksimum-minimum
Six digunakan
untuk mengukur suhu dalam rumah kaca, yaitu bangunan yang digunakan untuk
menanam tumbuh-tumbuhan sebagai bahan penelitian. Pada umumnya suhu maksimum
terjadi pada siang hari dan suhu minimum terjadi pada malam hari.
Termometer ini ditemukan oleh James Six pada akhir abad ke-18. Termometer ini terdiri atas tabung silinder A, tabung B, dan pipa U. Tabung silinder A yang berisi alkohol atau minyak creasote dihubungkan dengan tabung B yang juga berisi alkohol melalui pipa U yang berisi raksa (Gambar 4.5).
Termometer maksimum-minimum Six dilengkapi dengan dua skala, yaitu skala minimum pada pipa kiri dan skala maksimum pada pipa kanan. Jadi, suhu maksimum dan suhu minimum dapat dibaca sesuai dengan tinggi kolom raksa pada masing-masing pipa.
Pada masing-masing permukaan raksa terdapat penunjuk baja yang dilengkapi dengan pegas sebagai penahan. Jika suhu dalam rumah kaca naik, alkohol pada tabung silinder A memuai sehingga mendesak raksa yang terdapat pada pipa kiri. Akibatnya, permukaan raksa pada pipa kiri turun dan permukaan raksa pada pipa kanan naik. Penunjuk baja pada pipa kanan terdorong ke atas dan menunjuk suhu maksimum.
Jika suhu dalam rumah kaca turun, alkohol pada tabung silinder A menyusut dan raksa pada tabung B turun. Perlu diketahui, meskipun raksa pada tabung B turun tetapi posisi penunjuk baja tetap tidak berubah. Ketika raksa pada tabung B turun, permukaan raksa pada tabung kiri naik dan mendorong penunjuk baja sampai kedudukan tertentu. Kedudukan penunjuk baja pada tabung kiri ini menunjukkan suhu minimum pada saat itu. Jadi, tinggi kolom raksa pada pipa kiri menunjukkan suhu minimum dan tinggi kolom raksa pada pipa kanan menunjukkan suhu maksimum. Untuk mengembalikan penunjuk baja supaya bersentuhan dengan permukaan raksa digunakan magnet.
seton.co.uk
Gambar
4.5 Termometer maksimum-minimum Six.
Pada saat mengukur suhu dengan menggunakan
termometer, kalian harus memperhatikan beberapa hal berikut ini. Ketika menggunakan termometer, suhu awal tidak
perlu diatur terlebih dahulu. Misalnya, suhu awal tidak perlu dibuat 0oC
terlebih dahulu. Ketika mengukur suhu zat cair, ujung bawah
termometer harus diletakkan di tengah-tengah cairan. Ujung bawah termometer ini
tidak boleh menyentuh dasar atau dinding bejana. Ketika termometer diangkat
dari cairan, suhu termometer akan segera berubah menyesuaikan dengan suhu
udara. Oleh karena itu, pembacaan termometer dilakukan ketika termometer masih
berada di dalam cairan.
¨
Untuk mengukur suhu tinggi, pastikan kalian menggunakan termometer yang dirancang untuk mengukur suhu tinggi. Pada saat mengukur suhu, tangan tidak boleh
bersentuhan langsung dengan termometer. Untuk mengatasi masalah ini, termometer
dapat dijepit dengan statif atau digantung dengan benang melalui lubang yang
ada pada ujung atas termometer.
Untuk mengukur suhu tinggi, pastikan kalian menggunakan termometer yang dirancang untuk mengukur suhu tinggi.
¨
Termometer tidak boleh digunakan untuk mengaduk cairan. Dalam membaca skala
termometer, posisi mata harus berada pada garis yang tegak lurus terhadap
posisi skala termometer. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan
paralaks.
Termometer tidak boleh digunakan untuk mengaduk cairan.
|
||||
|
Berapakah suhu yang
ditunjukkan oleh masing-masing termometer di bawah ini?
2.
Termometer Lain
a.
Termometer Bimetal
Termometer bimetal dibuat dari dua lempeng logam
yang berbeda jenisnya. Kedua logam ini direkatkan satu sama lain (Gambar 4.6a).
Apabila lempeng bimatel dipanaskan, bimetal akan melengkung ke arah salah satu
logam. Jadi, lempeng bimetal akan melengkung apabila suhunya berubah. Lempeng
bimetal pada umumnya dibuat bentuk spiral yang salah satu ujungnya dihubungkan
dengan jarum penunjuk (Gambar 4.6b). Akibat perubahan suhu, jarum penunjuk akan
bergerak dan menunjukkan angka tertentu.
goalfinder.com oldhouseweb.com
(a) (b)
Gambar
4.6 (a) Lempeng bimetal akan melengkung apabila dipanaskan. (b) Lempeng bimetal
dapat digunakan sebagai termometer.
b. Termometer Hambatan
Prinsip termometer hambatan (Gambar 4.7) adalah memanfaatkan perubahan
hambatan logam (platina) akibat perubahan suhu. Platina dililitkan pada
mika dan dimasukkan ke dalam gelas silika atau tabung perak yang tahan panas.
Ujung-ujung kawat platina dihubungkan dengan alat ukur hambatan, misalnya
jembatan Wheatstone, yang diletakkan di luar
tabung. Prinsip jembatan Wheatstone akan kalian pelajari di SMA.
Termometer hambatan memiliki ketelitian yang
tinggi. Ketelitian pengukuran dapat mencapai 0,0001oC. Jangkauan
pengukuran sangat lebar, yaitu –250oC sampai dengan 1760oC.
Termometer hambatan sering digunakan untuk mengukur suhu mesin mobil.
cannoninstrument.com
Gambar 4.7 Termometer hambatan.
c. Termometer Gas
Prinsip termometer gas adalah pada volume
tetap tekanan gas akan bertambah seiring dengan perubahan suhu. Secara
sederhana bentuk termometer gas seperti ditunjukkan pada Gambar 4.8. Termometer
gas dapat mengukur suhu yang lebih teliti daripada termometer zat cair.
Termometer gas mampu mengukur suhu tinggi hingga 1500oC. Termometer
gas helium pada tekanan rendah mampu mengukur suhu hingga –250oC.
uvm.edu
Gambar 4.8 Termometer gas.
d. Pyrometer Optik
Bagaimanakah cara mengukur suhu bara api?
Apabila digunakan termometer zat cair, pasti termometernya pecah. Untuk
mengukur suhu yang sangat tinggi, misalnya suhu tungku peleburan baja,
digunakan pyrometer optik (Gambar 4.9). Alat ini mengukur intensitas radiasi
yang dihasilkan oleh bahan yang berpendar. Berbeda dengan penggunaan termometer
zat cair, pyrometer optik tidak menyentuh benda yang diukur suhunya. Dengan
demikian, pyrometer optik dapat mengukur suhu benda yang sangat tinggi
img.directindustry.com
Gambar
4.9 Pyrometer optik.
Suhu pada
alat penetas telur atau inkubator perlu diatur dan dipertahankan supaya nilai
tetap. Artinya, inkubator memerlukan alat untuk mengatur suhu. Alat ini dikenal dengan
istilah termostat. Bimetal merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
sebagai termostat. Gambar 4.10 menunjukkan prinsip kerja termostat. Apabila
suhunya naik, kontak putus karena bimetal melengkung ke atas. Sebaliknya, jika
suhu turun kontak tersambung lagi sehingga arus mengalir dan pemanasan
berlangsung lagi. Proses ini berlangsung terus sehingga suhu
dapat diatur pada interval tertentu.
homepage.moc.com
Gambar 4.10 Prinsip kerja termostat bimetal.
C. Skala Termometer
Untuk menentukan skala sebuah termometer
diperlukan dua titik tetap: titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik
didih air sebagai titik tetap atas. Seorang astronom Swedia, Anders Celsius
(1701-1744), adalah orang yang pertama kali menetapkan skala suhu berdasarkan
titik lebur es dan titik didih air. Sesuai dengan penemunya, termometer yang
ditemukan oleh Anders Celsius dinamakan termometer skala Celsius.
1. Termometer Skala Celsius
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Untuk mengetahui suhu
benda yang diukur, termometer perlu diberi skala. Proses memberi skala pada
termometer dinamakan kalibrasi. Bagaimanakah caranya? Kalian dapat
mengkalibrasi termometer dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Menentukan
Titik Tetap Bawah
Masukkan
ujung bawah termometer secara tegak lurus ke dalam bejana yang berisi es murni.
Tunggu beberapa saat sampai es melebur yang ditandai dengan adanya air dalam
bejana. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler sudah tidak berubah
lagi, artinya suhu termometer sama dengan suhu es yang sedang melebur. Berilah tanda tepat pada
permukaan raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk termometer skala Celsius, titik tetap
bawah ditulis 0oC.
b.
Menentukan
Titik Tetap Atas
Masukkan
ujung bawah termometer ke dalam bejana yang berisi air murni. Panaskan air
sampai mendidih. Tunggu beberapa saat sampai suhu termometer sama dengan suhu
air mendidih. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler sudah tidak
berubah lagi, artinya suhu termometer sama dengan suhu air mendidih. Berilah tanda tepat pada
permukaan raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk termometer skala Celsius, titik tetap atas
ditulis 100oC.
c.
Membuat
Pembagian Skala
Setelah
titik tetap bawah dan titik tetap atas ditetapkan, selanjutnya jarak antara
kedua titik tetap ini dibagi menjadi beberapa bagian yang sama. Pada termometer
skala Celsius, kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 bagian yang sama. Jadi,
setiap bagian skala menunjukkan suhu 1oC.
Pembagian
skala ini dapat diperluas dengan memberi angka-angka tambahan, baik di bawah
titik tetap bawah maupun di atas titik tetap atas. Angka-angka di bawah titik
tetap bawah diberi angka negatif, sedangkan angka-angka di atas titik tetap
atas diberi angka lebih dari 100oC. Termometer skal Celsius
ditunjukkan pada Gambar 4.11. Berapaka angka yang ditunjukkan pada termometer
itu?
tre.ngfl.gov.uk
Gambar
4.11 Termometer skala Celsius.
|
Membuat
Skala Termometer
Alat
dan Bahan
Sebuah
termometer yang belum berskala, es batu, air murni, bejana gelas, spiritus,
pembakar spiritus (bunsen), dan kaki tiga.
Kegiatan
Proyek
Setelah alat dan bahan tersedia, tugas kalian adalah
membuat termometer skala Celsius. Adapun langkah-langkahnya seperti yang telah
diuraikan di atas. Setelah selesai, cobalah termometer yang kalian buat
digunakan untuk mengukur air hangat. Berapakah suhunya? Ukurlah suhu air hangat
itu dengan termometer skala Celsius buatan pabrik. Berapakah suhunya? Apakah
kedu a termometer memberikan hasil yang sama? Jika tidak, mengapa terjadi perbedaan?
|
1.
Ujung atas sebuah termometer biasanya
terdapat lubang. Untuk apa lubang itu?
2.
Untuk
menetapkan titik tetap bawah termometer skala Celsius digunakan es murni. Apa
yang terjadi apabila digunakan campuran es dan garam? Untuk menjawab pertanyaan
ini mungkin kalian perlu melakukan percobaan.
2.
Termometer
Skala Kelvin
Para ilmuwan lebih suka menggunakan termometer skala
Kelvin. Oleh karena itu, dalam SI (Sistem Internasional) satuan suhu adalah
kelvin (K). Skala Kelvin tidak dikalibrasi berdasarkan titik lebur es dan titik
didih air, tetapi dikalibrasi berdasarkan energi yang dimiliki oleh
partikel-partikel dalam benda. Apabila suhu benda turun, gerak partikel lambat.
Sebaliknya, apabila suhu benda naik gerak partikel cepat. Ketika suhu benda
mencapai –273,15oC, biasanya dibulatkan menjadi –273oC,
partikel-partikel tidak bergerak sama sekali. Suhu –273oC
merupakan suhu paling rendah yang dapat dimiliki benda. Oleh karena itu, suhu
–273oC dinamakan suhu nol mutlak.
Ilmuwan yang pertama kali mengusulkan pengukuran suhu berdasarkan suhu nol mutlak adalah Lord Kelvin (1824-1907), fisikawan berkebangsaan Inggris. Sesuai dengan nama penemunya, skala suhu yang digunakan dinamakan skala Kelvin. Penulisan suhu Kelvin tanpa menggunakan simbol derajat (o), tetapi cukup ditulis dengan K. Suhu paling rendah yang dapat dimiliki benda adalah –273oC. Dalam skala Kelvin, suhu –273oC sama dengan 0 K (nol mutlak). Perlu diketahui, suhu skala Kelvin tidak mengenal suhu negatif. Gambar 4.12 menunjukkan perbandingan skala Celsius dan skala Kelvin.
internet4classrooms.com
Gambar 4.12 Perbandingan termometer skala
Celsius dan skala Kelvin.
Seperti telah diuraikan di atas, –273oC sama
dengan 0 K atau 0oC = 273 K. Oleh karena itu, pada skala Kelvin
titik lebur es 0oC diberi angka 273 K dan titik didih air 100oC
diberi angka 373 K. Jadi,
0oC = 273 K dan 100oC =
373 K.
Dengan demikian,
(4-1)
atau
(4-2)
3. Termometer Skala Fahrenheit
Dalam termometer skala Fahrenheit, yang biasa digunakan di Amerika
Serikat, suhu titik lebur es 32oF dan suhu titik didih air 212oF.
Jadi, antara titik lebur es dan titik didih air dibagi menjadi 180 bagian yang
sama. Pada skala Celsius antara titik lebur es dan titik didih air dibagi
menjadi 100 bagian yang sama. Jadi, perbandingan skala suhu Celsius tC dan tF adalah
atau
Artinya, perubahan suhu sebesar satu derajat Celsius sama
dengan perubahan sebesar derajat Fahrenheit. Untuk mengubah suhu
dari Fahrenheit ke Celsius (atau sebaliknya) harus diperhatikan bahwa pada saat
termometer skala Celsius menunjukkan angka 0oC skala Fahrenheit
menunjukkan angka 32oF. Dengan demikian, diperoleh
(4-3)
atau
(4-4)
Contoh Soal
Sebuah benda suhunya berubah dari menjadi Nyatakan suhu-suhu itu ke dalam skala
Celsius dan Kelvin, kemudian tentukan perubahan suhu untuk skala suhu Celsius dan Kelvin.
Penyelesaian
Untuk
mengubah suhu dari skala Fahrenheit ke skala Celsius digunakan Persamaan (4-4).
Diperoleh,
Untuk memperoleh suhu skala Kelvin digunakan Persamaan
(4-1). Diperoleh,
Perubahan suhu dalam skala
Celsius dan Kelvin berturut-turut adalah
dan
Jadi, perubahan suhu skala
Celsius sama dengan perubahan suhu skala Kelvin.
Latihan
1.
Termometer dinding menunjukkan angka 25oC.
Berapakah suhu kamar itu jika diukur dengan termometer skala (a) Fahrenheit dan
(b) Kelvin?
2.
Rata-rata suhu tubuh orang Amerika kira-kira
96oF. Berapakah suhu tubuh orang Amerika jika diukur dengan
termometer skala (a) Celsius dan (b) Kelvin?
Fahrenheit (1686-1736)
Gabriel
Daniel Fahrenheit lahir di Danzig, Polandia, pada tanggal 14 Mei 1686. Sejak
kecil Fahrenheit tinggal di Amsterdam, Belanda. Ia belajar fisika, ilmu
dagang, dan cara membuat peralatan meteorologi. Pada usia 31 tahun, ia mencari
nafkah dengan berdagang alat-alat meteorologi.
Pada tahun 1708 Fahrenheit bertemu dengan Ole Romer,
astronom berkebangsaan Denmark. Ole Romer pernah membuat termometer dengan
skala 60o untuk titik didih air, 8o untuk titik lebur es, dan 22,5o untuk suhu tubuh manusia. Pada tahun 1709
Fahrenheit membuat termometer yang diisi dengan alkohol. Akan tetapi, ia segera
tahu bahwa alkohol kurang baik untuk bahan pengisi termometer karena alkohol
mendidih pada suhu rendah. Ia mencoba menggunakan zat cair lain sebagai bahan
pengisi termometer. Setelah mengadakan percobaan selama 5 tahun, pada tahun
1714 Fahrenheit berhasil membuat termometer raksa.
Pada tahun 1724 Fahrenheit melaporkan penemuannya kepada Royal Society, sebuah Lembaga Ilmu Pengetahuan di Inggris. Termometer Fahrenheit dibuat dengan skala 32o untuk titik beku air, 212o untuk air mendidih, dan 96o untuk suhu tubuh manusia. Atas penemuannya itu Fahrenheit diangkat menjadi anggota Royal Society. Termometer skala Fahrenheit terutama dipakai di Inggris, AS, Kanada, Afrika Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Fahrenheit meninggal dunia pada 16 September 1736 di Den Haag, Belanda. Ia dikenang sebagai penemu termometer raksa dan termometer alkohol.
D. Kalor
Apakah
yang dimaksud dengan kalor? Untuk menjelaskan pengertian kalor, perhatikan
kejadian yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendok
dimasukkan ke dalam secangkir kopi panas, sendok menjadi hangat dan kopi
panasnya menjadi berkurang. Hal ini karena kalor mengalir dari kopi panas (suhu
lebih tinggi) ke sendok (suhu lebih rendah). Apabila secangkir kopi panas itu dibiarkan
di atas meja, lama-kelamaan kopi panas itu akan menjadi dingin dengan
sendirinya. Hal ini karena kalor mengalir dari kopi panas (suhu lebih tinggi)
ke lingkungan sekitarnya (suhu lebih dingin). Kalor berhenti mengalir apabila
suhu kopi panas sama dengan suhu lingkungannya. Jadi, apabila dua benda
bersentuhan secara alamiah kalor berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi
ke benda yang suhunya lebih rendah. Kalor akan berhenti berpindah apabila suhu
kedua benda itu sama. Dapatkah kalian memberikan beberapa contoh yang
menunjukkan perpindahan kalor secara alamiah?
Interaksi antara sendok dan kopi panas serta
kopi panas dan lingkungannya yang menyebabkan perubahan suhu pada dasarnya
merupakan perpindahan energi dari satu benda ke benda lain. Perpindahan energi
yang hanya terjadi karena perbedaan suhu disebut aliran kalor atau perpindahan
kalor. Pada peristiwa ini energi yang dipindahkan berupa panas. Jadi,
kesimpulannya, kalor adalah energi yang berpindah dari satu benda ke benda lain
karena adanya perbedaan suhu.
Pengaruh Kalor Pada Zat
Apakah yang terjadi apabila zat diberi kalor? Untuk menjawab pertanyaan
ini kalian dapat melakukan Kegiatan 4.2.
|
Alat
dan Bahan
Gelas
kimia, termometer skala Celsius, pembakar spiritus, kaki tiga, kawat kasa, dan
beberapa pecahan es batu
Prosedur Percobaan
1.
Masukkan
beberapa pecahan es batu ke dalam gelas kimia. Ukurlah suhu awal es batu dengan
termometer. Tempatkan gelas kimia di atas kaki tiga dengan menggunakan alas
kawat kasa.
2.
Panaskan
gelas kimia yang telah berisi pecahan-pecahan es batu dengan menggunakan
pembakar spiritus.
3.
Amati
perubahan angka pada termometer sambil mengamati perubahan yang terjadi pada es
batu mulai dari bentuk padat, cair, dan akhirnya mendidih.
4.
Bagaimanakah
kesimpulan kalian tentang pengaruh kalor pada zat?
Berdasarkan
Kegian 4.2 dapat disimpulkan bahwa ketika kalor diberikan pada sejumlah es batu
(wujud padat), suhu es naik sampai mencapai titik leburnya (kira-kira 0oC). Ketika es melebur menjadi
air, suhu tetap 0oC sampai seluruh es melebur. Apabila kalor telur
diberikan, suhu air terus meningkat sampai mencapai titik didih 100oC.
Berdasarkan Kegiatan 4.2 dapat disimpulkan bahwa pemberian kalor pada zat dapat
menyebabkan perubahan suhu zat dan perubahan wujud zat.
Apakah
Satuan Kalor?
Satuan kalor adalah kalori. Satuan ini
didefinisikan berdasarkan perubahan suhu pada zat. Satu kalori (1 kal)
didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu
gram air dari 14,5oC menjadi 15,5oC. Satuan lain yang
sering digunakan adalah kilokalori (kkal), dengan 1 kkal = 1.000 kal. Dengan mengingat kalor adalah energi yang
berpindah, maka ada hubungan antara satuan kalor dan satuan energi. Berdasarkan
percobaan, diperoleh 1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalori. Perlu
diketahui, satuan kalor dalam sistem SI adalah joule (J).
Hubungan
antara Kalor dan Perubahan Suhu
Secara alamiah kalor selalu mengalir dari benda yang bersuhu lebih
tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Perpindahan kalor sering diikuti
oleh kenaikan suhu benda. Apabila terjadi kenaikan suhu, jumlah kalor yang
diterima oleh benda selalu sebanding dengan kenaikan suhu benda itu. Untuk membuktikannya,
kalian dapat melakukan Kegiatan 4.3 di bawah ini.
|
Alat dan Bahan
Gelas kimia, termometer
skala Celsius, statif, pembakar spiritus, kaki tiga, kawat kasa, dan air 50 mL
Prosedur Percobaan
1. Tuangkan air ke dalam gelas kimia dan
catatlah suhunya. Selanjutnya, letakkan gelas kimia di atas kaki tiga dengan
menggunakan alas kawat kasa.
2.
Pasang
termometer pada statif dan masukkan termometer ke dalam air.
3.
Panaskan air dengan menggunakan pembakar
spiritus.
4. Amati suhunya untuk setiap selang waktu 1
menit. Tulislah hasil pengamatan kalian pada Tabel Pengamatan.
Tabel
Pengamatan
Waktu
(menit)
|
Suhu
(oC)
|
0
|
28
|
1
|
30
|
2
|
33
|
3
|
…
|
4
|
…
|
5
|
…
|
6
|
…
|
5.
Apakah
kesimpulan kalian?
Berdasarkan
Kegiatan 4.3 dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pemanasan kenaikan suhu
air semakin besar. Pemanasan yang semakin lama menunjukkan bahwa jumlah kalor
yang diterima zat (air) juga semakin besar. Jadi, jumlah kalor yang diterima
zat sebanding dengan perubahan suhunya. Artinya, apabila kalor yang diterima
semakin besar perubahan suhunya juga semakin besar.
Hubungan antara Kalor dan Massa Zat
Bagaimanakah hubungan antara kalor dan massa zat? Untuk
menjawab pertanyaan ini, kalian dapat melakukan Kegiatan 4.3 di atas, tetapi
dengan massa air yang berbeda. Misalnya, menggunakan air sebanyak 50 mL dan 100
mL. Apabila masing-masing air dipanaskan dengan pemanas yang sama, air manakah
yang mencapai suhu 40oC terlebih dahulu? Benar. Air sebanyak 50 mL
membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai suhu 40oC.
Artinya, air sebanyak 100 mL membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai
suhu 40oC. Pemanasan yang semakin lama menunjukkan jumlah kalor yang
diterima air juga semakin banyak. Sebaliknya, pemanasan yang lebih singkat
menunjukkan jumlah kalor yang diterima juga semakin sedikit. Jadi, jumlah kalor
sebanding dengan massa benda. Semakin besar massa benda, semakin besar pula
jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda benda itu. Semakin
besar massa benda, semakin besar pula jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda. Semakin kecil massa benda, semakin kecil pula jumlah
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda itu.
Hubungan
antara Kalor dan Jenis Zat
Waktu yang dibutuhkan berbagai jenis zat untuk menaikkan suhu yang
sama ternyata berbeda-beda. Apabila air 20 mL dan minyak goreng 20 mL yang
mula-mula bersuhu 25oC dipanaskan dengan alat pemanas yang sama,
minyak goreng akan lebih cepat mencapai suhu 40oC daripada air.
Untuk membuktikannya, kalian dapat melakukan Kegiatan 4.4 di bawah ini.
|
Alat dan Bahan
Gelas
kimia (2 buah), termometer skala Celsius (2 buah), statif (2 buah), pembakar
spiritus (2 buah), kaki tiga (2 buah), kawat kasa (2 buah), serta air dan
minyak goreng masing-masing 50 mL
Prosedur Percobaan
1. Tuangkan
50 mL air dan 50 mL minyak goreng masing-masing ke dalam gelas kimia dan
catatlah suhunya. Selanjutnya, letakkan gelas kimia di atas kaki tiga dengan
menggunakan alas kawat kasa.
2.
Pasanglah
termometer pada statif dan masukkan termometer ke dalam air. Hal yang sama,
lakukanlah untuk minyak goreng.
3.
Panaskan
masing-masing gelas kimia dengan menggunakan pembakar spiritus yang memiliki
kemampuan pembakaran yang sama.
4.
Berapakah
waktu yang diperlukan setiap zat cair untuk mencapai suhu 40oC?
Jika
Kegiatan 4.4 dilakukan dengan teliti, ternyata air membutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai suhu 40oC. Artinya, untuk mencapai suhu 40oC
air membutuhkan kalor lebih banyak daripada minyak goreng. Dengan demikian,
jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat bergantung pada jenis
zat. Perbedaan jumlah kalor ini disebabkan oleh sifat khas yang dimiliki oleh
air dan minyak goreng. Dalam fisika, sifat khas ini dinamakan kalor jenis
dengan simbol c. Jadi, air dan minyak goreng memiliki kalor
jenis yang berbeda.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa untuk menaikkan suhu suatu zat bergantung pada tiga faktor, yaitu:
perubahan suhu, massa zat, dan kalor jenis. Uraian di atas juga menunjukkan
bahwa jumlah kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebanding dengan massa
benda (m) dan sebanding dengan kenaikan suhu (Dt). Secara
matematis, ditulis
atau
(4-5)
Apakah satuan kalor jenis c? Persamaan
(4-5) dapat ditulis menjadi
sehingga
Jadi,
satuan kalor jenis adalah J/kg oC atau J/kg K. Di samping itu, satuan kalor
jenis juga dapat dinyatakan dengan kal/goC.
Apakah yang disebut kalor jenis? Kalor jenis
adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat
sebesar 1oC atau 1 K. Pada suhu 15oC dan tekanan 1 atm,
kalor jenis air adalah c = 1 kkkal/kg oC = 4.200
J/kg K. Artinya, untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1oC atau 1 K
diperlukan kalor sebanyak 1 kkal atau 4.200 J. Tabel 4.1 menunjukkan kalor
jenis beberapa zat. Harga kalor jenis bergantung pada suhu dan tekanan. Akan
tetapi, untuk perubahan suhu yang tidak terlalu besar kalor jenis dianggap
tetap.
Tabel 4.1
Kalor Jenis Zat
Zat
|
Kalor Jenis (J/kg K)
|
Aluminium
Tembaga
Kaca
Besi atau Baja
Timah hitam
Marmer
Perak
Kayu
Alkohol (etil)
Raksa
Es
Air
Udara
|
900
390
670
450
130
860
230
1.700
2.400
140
2.100
4.200
1.000
|
Berdasarkan
Tabel 4.1 tampak bahwa air adalah zat yang kalor jenisnya paling tinggi.
Artinya, jika dibandingkan dengan zat lain untuk massa dan kenaikan suhu yang
sama, air mampu mengambil kalor yang lebih besar apabila air bersentuhan dengan
benda yang suhunya lebih tinggi. Jadi, air merupakan bahan yang baik sekali
untuk menyimpan energi panas. Air juga merupakan pendingin yang baik. Itulah
sebabnya air dipilih sebagai bahan pendingin radiator mesin mobil. Pada siang
hari ketika terik matahari, air dalam danau masih terasa dingin meskipun udara
di sekitarnya terasa panas. Hal ini karena kalor jenis air lebih tinggi
daripada udara di sekelilingnya, sehingga udara lebih cepat naik suhunya
daripada air.
Contoh
Soal
Berapakah
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang
massanya 2 kg dari 30oC menjadi 90oC?
Penyelesaian
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa kalor jenis besi
adalah 450 J/kg K. Seperti telah diuraikan sebelumnya, perubahan suhu skala Celsius sama dengan perubahan suhu skala
Kelvin. Jadi, Dengan menggunakan Persamaan (4-5),
diperoleh
Contoh Soal
Air sebanyak 0,5 kg yang
bersuhu 25oC diberi kalor sebanyak 10.500 J. Apabila kalor jenis air
4.200 J/kg K, berapakah suhu akhir air?
Penyelesaian
Massa
air m = 0,5 kg
Suhu
awal t1 = 25oC
Jumlah
kalor Q = 10.500 J
Kalor
jenis air c = 4.200 J/kg K
Dengan
menggunakan Persamaan (4-5), diperoleh
Akan
tetapi, atau
Jadi,
suhu akhir air 30oC.
Latihan
1.
(a)
Berapakah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu tembaga (kalor
jenis c = 390 J/kg K) dengan massa 0,25 kg dari 30oC menjadi 90oC?
(b) Berapakah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air (kalor
jenis c = 4.200 J/kg K) dengan massa 300 g dari 20oC menjadi
100oC?
2.
Besi
dengan massa 0,2 kg dan bersuhu 25oC diberi kalor sebanyak 12.000 J.
Apabila kalor jenis besi 450 J/kg K, berapakah perubahan suhu besi?
3.
Air
sebanyak 250 g dan bersuhu 15oC diberi kalor sebanyak 9.000 J.
Apabila kalor jenis air 4.200 J/kg K, berapakah suhu akhir air?
E. Perubahan Wujud
Kalor dapat mengubah wujud zat. Kalian tentu
masih ingat bahwa zat dapat berwujud padat, cair atau gas. Perubahan wujud zat
bergantung pada jumlah kalor yang diterima atau jumlah kalor yang dilepaskan
oleh zat yang bersangkutan. Zat padat dapat berubah wujud menjadi zat cair
apabila zat itu menerima kalor. Zat cair dapat berubah wujud menjadi gas
apabila zat itu menerima kalor. Sebaliknya, gas dapat berubah wujud menjadi zat
cair apabila melepaskan kalor. Zat cair dapat berubah wujud menjadi zat padat
apabila melepaskan kalor. Sebagai contoh, es (zat padat) berubah wujud menjadi
air (zat cair) apabila dipanaskan. Artinya, es menerima kalor. Air (zat cair)
berubah wujud menjadi uap (gas) apabila dipanaskan. Artinya, air menerima
kalor. Sebaliknya, uap air akan berubah wujud menjadi air apabila didinginkan.
Artinya, uap air melepaskan kalor. Air (zat cair) akan berubah wujud menjadi es
(zat padat) apabila didinginkan. Artinya, air melepaskan kalor.
Diagram perubahan wujud zat telah dijelaskan
pada Bab 3 (Gambar 3.4). Perhatikan kembali Gambar 3.4. Perubahan wujud dengan
anak panah ke atas, misalnya mencair dan menguap, memerlukan kalor. Sebaliknya,
perubahan wujud dengan anak panah ke bawah, misalnya mengembun dan membeku,
memerlukan kalor.
Menguap
Apabila sejumlah air dipanaskan terus-menerus,
air akan menguap. Hal ini menunjukkan bahwa menguap memerlukan kalor. Untuk
menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat memerlukan kalor, kalian dapat
memanaskan air dalam bejana dengan menggunakan pembakar spiritus. Setelah
pembakar spiritus dinyalakan dan ditunggu beberapa saat, kalian akan melihat
uap muncul pada permukaan air.
Ambillah beberapa tetes spiritus atau alkohol
dengan pipet kemudian teteskan pada tangan. Rasakan apa yang terjadi pada kulit
yang basah karena spiritus atau alkohol. Apakah kulit kalian terasa dingin?
Jika tangan terasa dingin dan jumlah alkohol berkurang, berarti spiritus atau
alkohol telah menguap. Mengapa kulit tempat spiritus atau alkohol terasa dingin?
Spiritus menguap memerlukan kalor. Kalor yang diperlukan berasal dari tangan.
Karena kehilangan kalor untuk proses penguapan spiritus tangan menjadi dingin.
Bagaimanakah cara mempercepat proses
penguapan? Proses penguapan dapat dipercepat dengan beberapa cara, yaitu:
memanaskan, memperluas permukaan, mengalirkan udara pada permukaan zat cair,
dan mengurangi tekanan pada permukaan zat cair.
(1) Memanaskan
Seperti
telah diuraikan di depan, semakin besar kalor yang diterima oleh suatu zat semakin
besar pula gerakan molekul-molekulnya. Dengan memanaskan zat berarti kita telah
memberikan tambahan kalor pada zat itu. Dengan demikian, molekul-molekul zat
cair menjadi cepat bergerak sehingga semakin cepat pula meninggalkan permukaan
zat cair.
(2) Memperluas Permukaan
Memperluas
permukaan zat cair untuk mempercepat proses penguapan sering dilakukan orang.
Misalnya, saat mendinginkan tes panas yang akan segera diminum. Teh panas yang
ditempatkan dalam piring akan lebih cepat menguap daripada teh panas dalam gelas. Mengapa demikian?
Permukaan piring yang lebih luas menyebabkan molekul-molekul zat cair yang
berhubungan dengan udara lebih banyak.Akibatnya, molekul-molekul zat cair yang
dapat melepaskan diri ke udara juga semakin banyak.
(3) Mengalirkan udara pada permukaan zat cair
Supaya
teh panas yang akan diminum cepat dingin, biasanya kita meniupkan udara pada permukaannya. Pakaian basah yang dijemur
akan cepat kering apabila ada angin bertiup. Udara yang bertiup pada permukaan
teh panas menyebabkan molekul-molekul teh panas cepat bergerak meninggalkan
permukaannya. Angin yang bertiup pada pakaian basah menyebabkan molekul-molekul
air lebih mudah meninggalkan pakaian sehingga pakaian menjadi cepat kering.
(4) Mengurangi
tekanan pada permukaan zat cair
Teh panas yang berada dalam gelas terbuka lebih cepat
dingin daripada teh panas yang berada dalam gelas tertutup. Mengapa demikian?
Tekanan udara pada gelas tertutup lebih besar daripada tekanan udara pada gelas
terbuka. Pada tekanan yang lebih besar molekul-molekul air sukar melepaskan
diri dari permukaannya. Pada tekanan yang lebih kecil molekul-molekul air mudah
melepaskan diri dari permukaannya. Jadi, apabila tekanan pada permukaan zat
semakin kecil zat cair itu semakin mudah menguap.
Berdasarkan uraian tentang cara mempercepat proses
penguapan dapat disimpulkan bahwa penguapan zat cair dapat terjadi pada
sembarang suhu.
Mengembun
Mengembun adalah proses perubahan wujud dari
gas menjadi cair. Zat dapat mengembun apabila suhu turun, sedangkan suhu turun
terjadi apabila zat itu melepaskan kalor. Ada dua contoh peristiwa mengembun
dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kalian memasukkan pecahan-pecahan es ke
dalam gelas, sisi luar gelas mula-mula kering. Akan tetapi, beberapa saat
kemudian pada bagian sisi luar gelas terdapat bintik-bintik air. Ketika kalian
naik mobil pada saat cuaca cerah, kaca jendela mobil bagian dalam masih kering.
Akan tetapi, ketika hujan turun kaca mobil bagian dalam menjadi buram. Apabila
kalian menempelkan telapak tangan pada kaca, telapak tangan menjadi basah.
Bagimana kedua peristiwa ini dapat dijelaskan?
Barangkali kita berfikir bahwa es yang
mencair mampu menembus gelas sehingga sisi luar gelas menjadi basah. Demikian pula peristiwa yang
terjadi pada kaca mobil ketika hujan: air hujan dapat memasuki kaca melalui
pori-pori kaca. Akan tetapi, cara berfikir kita salah. Udara di sekitar kita
banyak mengandung uap air. Ketika uap air bersentuhan dengan benda-benda yang
lebih dingin (suhunya rendah), uap air melepaskan
kalor. Kalor yang dilepaskan ini diterima oleh uap air di sekitar gelas atau
kaca mobil. Ketika uap air melepaskan kalor suhunya turun sehingga uap air
berubah menjadi bintik-bintik air.
Mendidih
Mendidih adalah proses perubahan wujud dari
zat cair menjadi gas (uap). Mendidih terjadi pada seluruh bagian zat cair. Zat
cair dikatakan menguap apabila molekul-molekulnya sebagian meninggalkan
permukaan zat cair tersebut. Apabila suhu zat cair dinaikkan, penguapan dapat
terjadi di seluruh bagian zat cair. Molekul-molekul zat cair membentuk uap
dalam bentuk gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung ini dapat terjadi
di seluruh bagian zat cair.
Apabila pemanasan dilanjutkan,
gelembung-gelembung udara akan naik ke permukaan zat cair dan akhirnya pecah.
Apabila hal ini terjadi, zat cair dikatakan mendidih. Jadi, zat cair dikatakan
mendidih apabila gelembung-gelembung uap terjadi di seluruh bagian zat cair dan
meninggalkan zat cair. Pada saat mendidih suhu zat cair tidak berubah, meskipun
kalor diberikan terus-menerus. Untuk membuktikan hal ini, kalian dapat
melakukan Kegiatan 4.5.
|
Alat
dan Bahan
Gelas kimia, termometer skala Celsius, statif, pembakar
spiritus, kaki tiga, kawat kasa, dan air 50 mL
Prosedur
Percobaan
6.
Tuangkan air ke dalam gelas kimia dan
catatlah suhunya. Selanjutnya, letakkan gelas kimia di atas kaki tiga dengan
menggunakan alas kawat kasa.
7.
Pasang
termometer pada statif dan masukkan termometer ke dalam air tanpa menyentuh
dasar gelas.
8.
Panaskan air dengan menggunakan pembakar
spiritus. Perhatikan perubahan suhu air dari skala yang ditunjukkan oleh
termometer hingga air mendidih.
9.
Setelah
air mendidih, apakah terjadi perubahan suhu?
Berdasarkan
Kegiatan 4.5 dapat disimpulkan bahwa kenaikan suhu hanya terjadi ketika air
mulai dipanaskan sampai air mendidih. Setelah air mendidih, tidak terjadi
perubahan suhu. Ketika air sudah mendidih, kalor yang diberikan hanya digunakan
untuk mengubah wujud zat: dari zat cair menjadi uap. Suhu zat cair pada saat
mendidih dinamakan titik didih.
Berapakah kalor yang diperlukan untuk mengubah
wujud zat dari cair menjadi uap pada titik didihnya? Hasil percobaan
menunjukkan bahwa kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari cair
menjadi uap pada titik didihnya bergantung pada massa zat dan kalor uap zat
yang bersangkutan. Kalor uap merupakan salah satu sifat zat. Kalor uap adalah banyaknya
kalor (dengan satuan joule) yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat pada
titik didihnya. Satuan
kalor uap adalah J/kg.
Untuk menguapkan zat cair dengan massa m pada titik didihnya diperlukan kalor sebanyak
Q = mL, (4-6)
dengan L dinamakan kalor uap zat yang bersangkutan. Harga kalor uap untuk
beberapa zat disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Kalor Uap Beberapa Zat
Nama
Zat
|
Titik
Didih Normal (oC)
|
Kalor
Uap (J/kg)
|
Alkohol
Raksa
Air
Timbal
Perak
Emas
Tembaga
|
78
357
100
1.750
2.193
2.660
1.187
|
854.000
272.000
2.256.000
871.000
2.336.000
1.578.000
5.069.000
|
Hal yang
sama terjadi pada saat zat cair mengembun. Kalor yang dilepaskan uap tidak
digunakan untuk menurunkan suhu, tetapi digunakan untuk mengubah wujud zat cair
dari uap menjadi cair. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kalor yang dilepaskan
untuk mengubah wujud zat dari uap menjadi cair pada titik embunnya bergantung
pada massa zat dan kalor embun zat yang bersangkutan. Kalor embun merupakan
salah satu sifat zat. Kalor embun adalah banyaknya kalor (dengan satuan joule)
yang dilepaskan untuk mengembunkan 1 kg zat pada titik embunnya. Satuan kalor embun adalah J/kg. Setiap zat yang
jenisnya sama, besarnya kalor uap sama sama dengan kalor embun dan titik uapnya
sama dengan titik didihnya. Oleh karena itu, untuk proses pengembunan tetap
berlaku Persamaan (4-5), dengan L menunjukkan kalor embun.
Contoh
Soal
Hitunglah
jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan 0,5 kg uap air pada suhu 100oC.
Penyelesaian
Massa uap air m = 0,5 kg
Berdasarkan Tabel 4.2 kalor uap air L = 2.256.000 J/kg = 2.256 kJ/kg.
Dengan menggunakan Persamaan (4-5), diperoleh
Q = mL = (0,5
kg)(2.256 kJ/kg) = 1128 kJ.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Titik Didih
Titik didih zat cair dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu: tekanan di atas permukaan zat cair dan ketidakmurnian zat cair. Bagaimanakah
kedua faktor ini mempengaruhi titik didih?
(1) Pengaruh Tekanan Terhadap Titik Didih
Titik didih zat cair sangat bergantung pada tekanan yang
diterima oleh zat tersebut. Untuk tekanan
udara normal, yaitu 76 cmHg atau 1 atm, air mendidih pada suhu 100oC.
Titik didih air pada tekanan 1 atm dinamakan titik didih normal. Apabila
tekanan pada zat kurang dari 76 cmHg, apa yang terjadi? Untuk menjawab
pertanyaan ini, kalian dapat melakukan Kegiatan 4.6.
|
Alat dan Bahan
Labu didih, termometer, selang karet, statif,
pembakar spiritus, dan air secukupnya
Prosedur
Kegiatan
1. Isilah labu didih dengan air hingga setengah
volumenya, kemudian panaskan sampai suhu 100oC (mendidih).
2. Setelah mendidih hentikan pemanasan dan diamkan
beberapa saat sampai suhunya turun.
3. Baliklah labu didih dan pada dinding labu didih
siramlah dengan air dingin (Gambar 4.13). Apa yang terjadi?
Meskipun sudah tidak terjadi pemanasan
ternyata air dalam labu didih mendidih kembali. Mengapa demikian? Ketika labu
didih disiram dengan air dingin, tekanan di atas permukaan air dalam labu didih
turun. Karena tekanannya turun, air di dalam labu mendidih lagi. Jadi, zat cair
dapat mendidih di bawah titik didih normal apabila tekanan pada permukaan zat
cair kurang dari 1 atm.
Seperti telah diuraikan sebelumnya,
untuk tekanan udara normal, yaitu 76 cmHg atau 1
atm, air mendidih pada suhu 100oC. Seperti diketahui, semakin tinggi
suatu tempat dari permukaan laut, tekanan udaranya semakin rendah. Akibatnya,
titik didih air juga semakin rendah. Jadi, apabila kalian mendidihkan air di
puncak gunung yang memiliki ketinggian 2300 m di atas permukaan laut, air
mendidih sekitar 95oC.
Apabila
tekanan pada permukaan zat cair diperbesar, apa akibatnya terhadap titik didih?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kalian dapat melakukan Kegiatan 4.7.
|
Alat dan Bahan
Labu didih, aspirator, manometer, kondensor, pompa tekan,
termometer, selang karet, pemanas, dan air secukupnya
Prosedur
Kegiatan
1.
Susunlah
alat seperti tampak pada Gambar 4.14.
2.
Isilah
labu didih dengan air 50 mL, kemudian panaskan.
3. Pompalah
udara ke dalam aspirator sehingga tekanan dalam labu didih menjadi besar. Tekanan yang besar
ditunjukkan oleh naiknya permukaan raksa pada kaki kanan manometer.
4.
Tunggu beberapa saat sehingga tekanan pada
labu didih lebih dari 1 atm.
5. Perhatikan apa yang terjadi pada air dalam
labu didih. Pada suhu berapakah air mendidih?
Berdasarkan Kegiatan 4.7 dapat disimpulkan bahwa air
dalam labu didih belum mendidih meskipun suhu yang ditunjukkan oleh termometer
telah menunjukkan angka 100oC. Setelah suhu mencapai angka di atas
100oC, air dalam labu didih mulai mendidih. Mengapa demikian?
Ketika tekanan permukaan air 1 atm, air
mendidih pada suhu 100oC. Pada tekanan 1 atm ikatan molekul-molekul
air yang mulai renggang sudah dapat bergerak bebas untuk melepaskan diri dari
permukaannya. Jika tekanan pada permukaan air dinaikkan, meskipun suhu air
sudah mencapai 100oC, air belum mendidih sebab tekanan yang besar
menyebabkan molekul-molekul air masih memiliki ikatan molekul yang kuat
sehingga belum dapat melepaskan diri dari permukaannya.
Setelah suhu melebihi 100oC ikatan
molekul-molekul air di seluruh bagian mulai renggang sehingga timbul
gelembung-gelembung uap air di seluruh bagian. Air telah mendidih.
Molekul-molekul air di permukaan juga telah menguap. Jadi, apabila tekanan di
atas permukaan zat cair lebih dari 1 atm maka titik didih zat cair lebih tinggi
daripada titik didih normal.
Pressure Cooker
Pressure Cooker adalah alat untuk memasak yang bekerja
dengan tekanan tinggi sehingga air baru mendidih pada suhu di atas 100oC
(Gambar 4.15). Seperti diketahui, titik didih suatu zat dapat dinaikkan atau diturunkan dengan cara
mengatur besarnya tekanan pada permukan zat itu. Nah, pressure cooker bekerja
berdasarkan prinsip ini. Pressure cooker memiliki dinding dan tutup yang tebal.
Pada bagian pinggir alat ini dilengkapi dengan gelang karet untuk mencegah
keluarnya uap air. Untuk mengatur tekanan, tutup pressure cooker dilengkapi
dengan katup pengaman. Katup ini akan membuka apabila tekanan di dalam panci
melebihi ketentuan sehingga uap air keluar dan tekanan berkurang. Katup ini
akan membuka dan menutup berulang-ulang untuk menahan dan mengeluarkan uap air.
Memasak dengan pressure cooker banyak manfaatnya. Di samping praktis dan cepat
matang, bahan makanan yang dimasak tidak banyak kehilangan gizinya karena uap
air yang terbuang tidak terlalu banyak.
germesonline.com
Gambar
4.15 Pressure cooker.
Pertanyaan Diskusi
1.
Apakah perbedaan antara menguap dan mendidih?
2.
Mengapa kalian merasa dingin ketika keluar
dari kolam renang, khususnya jika ada angin bertiup?
3.
Mengapa pressure cooker lebih bermanfaat
untuk memasak di daerah dataran tinggi?
4.
Manakah yang titik bekunya lebih tinggi: air
sumur atau air laut?
Melebur
dan Membeku
Melebur adalah proses perubahan wujud zat
dari padat menjadi cair. Pada saat melebur, zat memerlukan kalor. Sebaliknya,
membeku adalah proses perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Pada saat
membeku, zat melepaskan kalor. Kedua peristiwa ini dapat dipelajari melalui
Kegiatan 4.8 berikut ini.
|
Alat dan Bahan
bejana kaca, tabung reaksi, beberapa lilin (parafin),
termometer, statif, stopwatch, pembakar spiritus, kawat kasa, kaki tiga, dan
air secukupnya.
Prosedur
Kegiatan
1.
Panaskan
sejumlah air dengan bejana kaca sampai air mendidih.
2. Isilah
tabung reaksi dengan potongan-potongan lilin dan masukkan ujung bawah tabung
reaksi ke dalam air mendidih. Untuk mengukur suhu, masukkan termometer ke dalam
tabung reaksi. Bacalah kenaikan suhu lilin setiap menit sampai seluruh lilin
mencair.
3. Setelah
seluruh lilin mencair, keluarkan tabung reaksi dari bejana kaca dan jepitlah
dengan statif.
4.
Bacalah penurunan suhu lilin setiap menit sampai lilin membeku.
5. Untuk proses pemanasan dan pendinginan lilin,
buatlah grafik hubungan suhu terhadap waktu.
Berdasarkan Kegiatan 4.8 dapat disimpulkan bahwa pada
proses melebur memerlukan kalor. Selama proses melebur, meskipun kalor
diberikan terus-menerus suhu zat tidak berubah. Kalor yang diterima bukan
digunakan untuk menaikkan suhu, tetapi digunakan untuk mengubah wujud zat dari
padat menjadi cair. Sebaliknya, pada
proses membeku zat melepaskan kalor dan selama proses membeku suhu zat tidak
berubah.
. Jumlah kalor (dengan satuan joule) yang
diperlukan untuk meleburkan 1 kg zat pada titik leburnya dinamakan kalor
lebur. Satuan kalor lebur adalah J/kg. Jumlah kalor (dengan satuan joule) yang
dilepaskan untuk membekukan 1 kg zat pada titik bekunya dinamakan kalor beku.
Setiap zat yang jenisnya sama, besarnya kalor lebur sama dengan kalor beku dan
titik leburnya sama dengan titik bekunya. Oleh karena itu, untuk proses melebur
tetap berlaku Persamaan (4-6), dengan L menunjukkan kalor lebur. Harga kalor lebur
untuk beberapa zat disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Kalor Lebur Beberapa Zat
Nama
Zat
|
Titik
Lebur Normal (oC)
|
Kalor
Lebur (J/kg)
|
Etanol
Raksa
Air
Timbal
Perak
Emas
Tembaga
|
−114
−
39
0
327
961
1.063
1.083
|
104.000
12.000
336.000
24.500
88.000
64.000
134.000
|
Contoh
Soal
Hitunglah
jumlah kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg es pada suhu –10oC
(kalor jenis es c = 2.100 J/kgoC, kalor lebur es L = 336.000 J/kg).
Penyelesaian
Massa
es m = 1 kg
Suhu
awal t0 = –10oC
Kalor
jenis es c = 2.100 J/kgoC
Kalor lebur es L = 336.000 J/kg
Pada tekanan 1 atm, es melebur pada suhu 0oC.
Untuk meleburkan es suhu –10oC diperlukan kalor Q1 untuk menaikkan suhu es dari –10oC
ke titik leburnya, yaitu 0oC. Selanjutnya, diperlukan kalor Q2 untuk meleburkan es dengan suhu 0oC
menjadi air dengan suhu 0oC.
- Kalor yang diperlukan untuk suhu es dari t0 = –10oC
ke titik leburnya t = 0oC adalah
- Kalor yang
diperlukan untuk meleburkan es 0oC menjadi air 0oC
adalah
Jadi,
jumlah kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg es pada suhu –10oC
adalah
Q = Q1 + Q2 = 21.000 J + 336.000 J = 357.000 J.
Latihan
1.
Tentukan
kalor yang diperlukan untuk meleburkan 250 g es yang bersuhu 0oC.
2. Tentukan
kalor yang diperlukan untuk mengubah 500 g es yang bersuhu –5oC menjadi air yang bersuhu 0oC.
3. Tentukan
kalor yang diperlukan untuk mengubah 200 g es yang
bersuhu –10oC menjadi air yang bersuhu 10oC.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Titik Lebur
Pada umumnya es melebur pada suhu 0oC. Akan tetapi, apabila tekanan pada permukaan
es dinaikkan titik lebur es kurang dari 0oC. Mengapa demikian? Untuk
menjelaskan persoalan ini, perhatikan Gambar 4.16.
Gambar 4.16 menunjukkan balok es yang
terletak di atas dua penumpu. Selanjutnya, seutas kawat halus yang kedua
ujungnya diberi beban diletakkan di atas balok. Setelah ditunggu beberapa saat,
kawat mampu menembus es balok dan akhirnya jatuh ke lantai. Anehnya, balok
tetap utuh tidak terbelah. Bagaimana peristiwa ini dapat dijelaskan?
Ketika kawat menekan permukaan balok es,
bagian es yang terkena kawat melebur terlebih dahulu. Artinya, tekanan yang
diberikan dapat menurunkan titik lebur es. Akibat es melebur, kawat dapat
bergerak ke bawah melalui bagian es yang telah melebur. Akan tetapi, segera
setelah dilewati kawat, tekanan pada air hasil peleburan es sama dengan tekanan
udara luar sehingga air kembali membeku menjadi es. Jadi, lintasan yang dilewati
kawat segera membeku kembali menjadi es. Akibatnya, kawat mampu menembus es
balok tetapi es balok tetap utuh tidak terbelah. Peristiwa meleburkan bagian
balok es yang diberi beban dan membeku kembali sesaat setelah beban dihilangkan
dinamakan regelasi.
Ketidakmurnian zat juga dapat mempengaruhi
titik lebur. Penambahan garam dapur pada campuran air dan es mampu menurunkan
titik lebur es sampai – 20oC. Peristiwa ini dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan ice cream.
Pemberian garam dapur dapat menurunkan titik lebur es, sehingga es dapat
melebur di bawah suhu 0oC. Proses melebur membutuhkan kalor. Kalor
tidak diberikan dari luar, tetapi diambil dari es itu sendiri. Akibatnya, suhu
es turun meskipun es dalam keadaan cair (ice cream).
Azas Black
Apa yang terjadi apabila dua zat yang berbeda
suhunya dicampur dalam wadah yang terisolasi dari lingkungan sekitarnya? Sebagaimana telah diuraikan di depan, kalor
mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah. Artinya, zat yang suhunya tinggi akan
melepaskan kalor dan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor. Kalor yang
dilepaskan oleh zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh
zat yang bersuhu rendah. Pernyataan ini mula-mula dikemukakan oleh fisikawan
Inggris, Joseph Black (1728-1799), sehingga dikenal sebagai asas Black. Secara
sederhana, azas Black dapat dirumuskan sebagai berikut:
Qdilepaskan = Qditerima (4-7)
Jadi, apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampur kedua
zat itu akhirnya akan memiliki suhu yang sama. Untuk memahami penerapan Azas
Black, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal
Sepotong logam aluminium yang massanya 0,25 kg dipanaskan
sampai 100oC, kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi 0,2 kg
air dengan suhu 25oC. Apabila pertukaran kalor hanya terjadi antara
aluminium dan air, berapakah suhu akhir yang dapat dicapai? Diketahui, kalor
jenis aluminium 900 J/kgoC dan kalor jenis air 4.200 J/kgoC.
Penyelesaian
Karena suhu aluminium lebih tinggi daripada suhu air,
sehingga ketika keduanya dicampur aluminium akan melepaskan kalor dan air akan
menerima kalor. Misalnya, suhu akhir yang dapat dicapai adalah toC.
Dengan demikian, suhu aluminium turun dari 100oC menjadi toC.
Sebaliknya, suhu air naik dari 25oC
menjadi toC.
Perhatikan diagram di bawah ini.
Aluminium
Massa m1 = 0,25 kg
Kalor
jenis c1 = 900
J/kgoC
Perubahan
suhu ∆t1 = (100
– t)oC
Aluminium melepaskan kalor :
Air
Massa m2 = 0,2 kg
Kalor
jenis c2 = 4.200
J/kgoC
Perubahan
suhu ∆t2 = (t –25)oC
Air menerima
kalor :
Berdasarkan Asas Black, Qlepas = Qterima. Jadi,
Jadi, suhu akhir yang dapat dicapai adalah 40,8oC.
Latihan
1. Sepotong
tembaga 200 g (kalor jenis 390 J/kgoC) dipanaskan sampai 90oC,
kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi 500 g air (kalor jenis 4.200
J/kgoC) yang bersuhu 20oC. Berapakah suhu akhir tembaga
dan air?
2.
Air
sebanyak 200 g pada suhu 90oC dituangkan ke dalam cangkir aluminium
yang bermassa 100 g dan bersuhu 25oC. Berapakah suhu akhir yang
dicapai? Anggaplah pertukaran kalor hanya terjadi antara air dan aluminium. Kalor
jenis air 4.200 J/kgoC, kalor jenis aluminium 900 J/kgoC.
RANGKUMAN
Ø Suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas
atau dinginnya suatu benda.
Ø Alat untuk mengukur suhu
dinamakan termometer.
Ø Hubungan antara skala suhu
termometer Fahrenheit dan Celsius adalah
atau
Ø Hubungan antara skala suhu termometer Kelvin dan Celsius adalah
atau
Ø Kalor adalah energi yang berpindah dari satu
benda ke benda lain karena adanya perbedaan suhu.
Ø Satuan kalor adalah kalori. Satu kalori (1 kal)
didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu
gram air dari 14,5oC menjadi 15,5oC.
Ø Jumlah kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
sebanding dengan massa benda (m) dan sebanding dengan kenaikan suhu (Dt).
Secara matematis,
Ø Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1oC atau 1 K.
Satuan kalor jenis adalah J/kg oC atau J/kg K.
Ø Proses penguapan dapat dipercepat dengan
beberapa cara, yaitu: memanaskan, memperluas permukaan, mengalirkan udara pada
permukaan zat cair, dan mengurangi tekanan pada permukaan zat cair.
Ø Kalor uap adalah banyaknya kalor (dengan satuan
joule) yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat pada titik didihnya. Satuan kalor uap adalah J/kg. Untuk menguapkan
zat cair dengan massa m pada titik didihnya diperlukan kalor
sebanyak Q = mL, dengan L dinamakan
kalor uap.
Ø Kalor yang dilepaskan oleh zat yang bersuhu
tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh zat yang bersuhu rendah. Pernyataan
ini dikenal sebagai asas Black.
SOAL-SOAL
A. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah satu
jawaban yang tepat!
1. Alkohol kadang-kadang digunakan sebagai bahan pengisi termometer, sebab ….
1. Alkohol kadang-kadang digunakan sebagai bahan pengisi termometer, sebab ….
A. kalor jenisnya
besar C. massa jenisnya kecil
B. titik
bekunya
rendah D. tidak membasahi dinding
2. Termometer Celsius dan Fahrenheit menunjuk angka yang sama pada suhu ….
2. Termometer Celsius dan Fahrenheit menunjuk angka yang sama pada suhu ….
A. –40o C. 36o
B. –25o D. 72o
3. Jika suhu di dalam lemari es –5oC dan suhu di luar lemari es 28oC, maka selisih suhu di luar dan di dalam lemari es adalah …K.
3. Jika suhu di dalam lemari es –5oC dan suhu di luar lemari es 28oC, maka selisih suhu di luar dan di dalam lemari es adalah …K.
A. 23 D. 296
B. 33 D. 306
4. Sepotong besi bermassa m dan kalor jenis c serta sepotong aluminium bermassa 2m dan kalor jenis 2c masing-masing diberi kalor yang sama. Jika aluminium mengalami kenaikan suhu 8 K, maka besi mengalami kenaikan suhu ….
4. Sepotong besi bermassa m dan kalor jenis c serta sepotong aluminium bermassa 2m dan kalor jenis 2c masing-masing diberi kalor yang sama. Jika aluminium mengalami kenaikan suhu 8 K, maka besi mengalami kenaikan suhu ….
A. 4
K C. 16 K
B. 8
K D. 32 K
5. Sejumlah air panas bersuhu 100oC ditambahkan 300 g air bersuhu 0oC. Apabila suhu campuran 40oC, massa air panas yang ditambahkan adalah ….
5. Sejumlah air panas bersuhu 100oC ditambahkan 300 g air bersuhu 0oC. Apabila suhu campuran 40oC, massa air panas yang ditambahkan adalah ….
A. 200
g C. 120 g
B. 180
g D. 75 g
6. Air dengan massa 10 kg dan suhunya 90oC dicampur dengan 5 kg air yang suhunya 30oC. Suhu akhir campurannya adalah …oC.
6. Air dengan massa 10 kg dan suhunya 90oC dicampur dengan 5 kg air yang suhunya 30oC. Suhu akhir campurannya adalah …oC.
A. 40 C. 60
B. 50 D. 70
7. Apabila suatu zat diberi kalor, maka suhunya ….
7. Apabila suatu zat diberi kalor, maka suhunya ….
A. pasti naik
B. mungkin turun
C. mungkin naik, mungkin tetap
D. mungkin naik, mungkin turun
8. Benda A dan B apabila diberi sejumlah kalor yang sama ternyata kenaikan suhu A lebih tinggi daripada kenaikan suhu B. Hal ini membuktikan bahwa ….
8. Benda A dan B apabila diberi sejumlah kalor yang sama ternyata kenaikan suhu A lebih tinggi daripada kenaikan suhu B. Hal ini membuktikan bahwa ….
A. massa A lebih
besar daripada massa B
B. kalor
jenis B lebih
besar daripada kalor jenis A
C. massa
jenis A lebih
kecil daripada massa jenis B
D. kapasitas
kalor A lebih kecil daripada kapasitas kalor B
9. Apabila kalor jenis air c dan kalor beku air L, jumlah kalor yang dilepaskan apabila air dengan suhu T dan bermassa m didinginkan menjadi es 0oC adalah ….
9. Apabila kalor jenis air c dan kalor beku air L, jumlah kalor yang dilepaskan apabila air dengan suhu T dan bermassa m didinginkan menjadi es 0oC adalah ….
A. mcT C. mcT + mL
B. mc + mLT D. mcT + mLT
10. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda tidak bergantung pada ….
10. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda tidak bergantung pada ….
A. kalor
jenis C. massa jenis
B. jenis zat D. massa benda
11. Zat yang memiliki kalor jenis paling tinggi adalah ….
11. Zat yang memiliki kalor jenis paling tinggi adalah ….
A. aluminium C. udara
B. alkohol D. air
12. Air sebanyak 250 g dan bersuhu 0oC dicampur dengan 100 g es bersuhu 0oC. Setelah beberapa saat, keadaan yang terjadi adalah ….
12. Air sebanyak 250 g dan bersuhu 0oC dicampur dengan 100 g es bersuhu 0oC. Setelah beberapa saat, keadaan yang terjadi adalah ….
A. jumlah
air dan es tidak
berubah C. sebagian es mencair
B. sebagian air
membeku D. seluruh es mencair
13. Ketika es melebur ….
13. Ketika es melebur ….
A. es
melepaskan kalor C. suhunya naik
B. es menyerap
kalor D. suhunya turun
14. Satuan kalor jenis adalah ….
14. Satuan kalor jenis adalah ….
A. J
kg/K C. J/kg
B. J/kg
K D. J/K
15. Ketidakmurnian zat cair akan menyebabkan ….
15. Ketidakmurnian zat cair akan menyebabkan ….
A. kenaikan
titik
didih C. penurunan titik didih
B. kenaikan
massa
jenis D. penurunan kalor jenis
B. Uraian
Petunjuk: Kerjakan soal-soal di bawah ini!
Tingkat I
Skala
Termometer
1.
Suhu
filamen bola lampu yang sedang menyala kira-kira 1.800oC. Berapakah
suhu ini dalam skala Fahrenheit?
2.
Sebuah
benda bersuhu 20oC. Tentukan suhu benda itu apabila diukur dengan
termometer skala (a) Fahrenheit dan (b) Kelvin.
3.
Sebuah benda diukur dengan termometer skala
Fahrenheit menunjukkan angka 122oF. Berapakah suhu benda itu apabila
diukur dengan termometer skala Kelvin?
Kalor
4.
Berapakah
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 15 kg air dari 20oC
menjadi 90oC?
5.
Untuk
menaikkan suhu suatu bahan logam dengan massa 5 kg dari 20oC menjadi
30oC diperlukan kalor sebanyak 135.000 J. Berapakah kalor jenis
bahan logam tersebut?
Perubahan
Wujud
6.
Berapakah
kalor yang diperlukan untuk meleburkan 50 g es yang bersuhu 0oC?
(kalor lebur es 336.000 J/kg)
7.
Berapakah
kalor yang diperlukan untuk meleburkan 0,5 kg es yang bersuhu – 10oC? (kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es
336.000 J/kg)
Tingkat
II
8.
Es dengan
massa 500 g dan bersuhu 0oC diberi kalor sebanyak 84.000 J. Berapa
persen es yang belum melebur? (kalor lebur es 336.000 J/kg)
9.
Berapakah
kalor yang diperlukan untuk mengubah 0,5 kg air dari 10oC menjadi
uap pada suhu 100oC? (kalor jenis air 4.200 J/kgoC, kalor
uap 2.256.000 J/kg)
10.
Sebatang
tembaga dengan massa 0,5 kg dan bersuhu 500oC diletakkan pada sebongkah
es 0oC dan bermassa 5 kg. Berapakah massa es yang belum melebur?
(kalor jenis tembaga 390 J/kgoC, kalor lebur es 336.000 J/kg)
0 komentar:
Posting Komentar